Kamis, 17 Januari 2013

TAMBANG BATUBARA DI INDONESIA


Kalimantan Selatan yang mempunyai jumlah penduduk 3.545.100 jiwa  (tahun 2010) dengan luas 36.985 km2 merupakan salah satu provinsi terkaya akan sumber daya alam, salah satunya adalah ”emas hitam” atau pada umumnya dikenal dengan nama batubara. Sungguh ironis memang kalo kita mengetahui bagaimana keadaan Kalimantan  Selatan baik pada aspek lingkungan maupun aspek sosial yang ditimbulkan akibat dari pertambangan batubara. Pada kenyataannya saat ini sudah ada 410 kuasa pertambangan dan 23 PKP2B, sehingga luas perizinan mencapai 1,2 juta hektar (WALHI KALSEL),

sekitar 35 % luas daratan Kalimantan selatan telah di eksploitasi pertambangan batubara. 1,2 juta hektar Bumi Kalimantan Selatan dikoyak, dikeruk begitu besar perubahan bentang alam yang terjadi sudah bisa dipastikan ekosistemnya pun berubah hingga binatang dan tumbuhan yang sering ditemui di hutan Kalimantan kini menjadi sulit ditemui. Proses dari pertambangan batu bara menggali tanah hingga tampak lubang yang begitu besar dan dalam, bahkan ada gunung-gunung yang dulunya ada kini hilang karena dikeruk . Dan yang sangat dikhawatirkan dari proses pertambangan batubara ialah apabila pertambangan tersebut tidak menaati prosedur   pertambangan yang baik dan berwawasan lingkungan sehingga telah banyak terjadi pencemaran, dari pencamaran tanah dan air tanah yang diakibatkan dari air asam tambang tersebut, banyak sungai-sungai yang terkontaminasi logam berat dari pertambangan, pencemaran udara polusi dari ratusan truk-truk pengangkut. Yang merasakan semua dampaknya adalah masyarakat sekitar, banyak masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan, bahkan masyarakat yang berprofesi sebagai petani mengalami kerugian karena sawah dan tambak udang mereka tercemar dari proses pertambangan. Dampak lainnya adalah banjir sudah menjadi agenda rutin yg dihadapi oleh masyarakat Kalsel, khususnya di daerah-daerah tambang. Pada tahun 2006 terjadi banjir yang merendam 177 desa di 3 kabupaten (Banjar, Tanah laut dan Tanah bumbu). Korban sebanyak 35.459 KK diantaranya 5 orang meninggal.  Biasanya suatu perusahaan pertambangan menjadikan masyarakat sebagai tenaga kerja dan kebanyakan masyarakat yang berlatar belakang pendidikan minim diperkerjakan sebagai pekerja kasar agar masyarakat sekitar tidak kontra terhadap pertambangan yang berlangsung. Apakah masyarakat sejahtera dengan pertambangan ini?,  hanya orang-orang tertentu yang disejahterakan. Salah satu tujuan dari pertambangan adalah mensejahterakan pada kenyataannya malah menyengsarakan.
Hutan pun yang dulunya menghijaukan Kalsel kini telah dikonversi menjadi lahan pertambangan, padahal pepohonan berkontribusi terhadap sistem pernapasan, sehingga kini dapat dirasakan Kaliman Selatan yang dulunya sejuk kini mengalami kenaikan suhu yang drastis, persediaan air yang dulunya melimpah sepanjang tahun dengan kualitas air yang bagus kini keberadaannya mulai menipis dan terjadi penurunan kualitas. Pertambangan batu bara ibarat sebuah bom waktu yang hanya menunggu waktu untuk menghancurkan Kalimantan Selatan. Kehidupan Manusia sangat tergantung dengan lingkungannya, tapi bagaimana jika manusia itu sendiri yang menghancurkannya, Ibarat bagai menggali kuburan sendiri itulah kata-kata yang cocok untuk menggambarkannya.
Abdul Gani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar