Selasa, 26 Juni 2012

DALAM DIAM

Aku yang diam perlahan menghilang
dan aku yang diam perlahan tenggelam
bersama cinta yang terpendam
terjebak dalam luka dan tak berdaya

Menangisku, menunggumu
menangisku didiamku
menuntutku tuk bertahan
diam,,,, hilang,,,

Resah hatiku , temani langkahku
sepi cintaku, seakan berlalu,,
bersama cinta yang terpendam
terjebak luka dan tak berdaya,,,
dalam diam , dan kesepian....ku tersakiti



PERPISAHAN

Kita pernah merasakan bosan
Tapi setelah itu akan ada kerinduan
Pernah kita merasakan sakit hati
Namun hanya sesaat, lalu hilang dan pergi

Tak terasa dan tak akan lama lagi
Perpisahan akan menghampiri
Tinggalkan kenangan di sini
Bersama cerita yang telah dijalani

Kesalahan yang terjadi di masa lalu
Jangan dibuat sesal pada masa yang akan datang
Itu hanyalah seberkas kisah yang dulu
Sekarang akan membawa banyak bintang

Perpisahan bukanlah akhir dari segalanya
Perpisahan memang sudah ada takdirnya
Terimalah dengan kelapangan dada
Sambutlah dengan hati terbuka


PENGEMIS SENJA

Di tepi hatiku yang terkikis
Di antara luka yang selalu mengiris
Dan mata yang selalu mengalir tangis
Pada senja lah, aku mengemis…..

Senja, batas antara siang dan malam
Batas antara fana dan dusta
Di situlah aku berada
Di situlah aku merenung terbakar lara

Melacur senja selalu hidupku
Memaknainya sebagai sebuah perenungan
Amarah, dendam, dusta, dan air mata
Ku serahkan tenggelam di pelukan senja

Senja menjelang menodai langit cerah
Angin berhembus belati, menusuk tiap nadi
Getir jiwa haru menyelimuti tubuhku
Menjelang hilang, senjaku terbenam…..

TANDA TANYA KEADILAN

Aku bukan makhluk yang mempesona yang bisa berjalan di tengah kerikil tajam,yang bisa hidup di dalam ke getiran,dan bertahan di tengah badai yang menyerang,tujuan dalam semesta tak tergiur oleh ambisi.
Siapakah aku?apa aku hanya cibiran dari penguasa dan hanya sekedar dapat rangkulan dari orang yang tidak mengerti,atau hanya sebuah aplause dari orang-orang bodoh,mungkin teka-teki dalam mimpi hanya menjadi sebuah asa karangan para pujangga yang di tulis lewat sejuta kesan,hanya rela terbesit karna keterpaksaan.Jika malang yang tengah berjalan mungkin lena terbangun jua di dalam sepi ,rintihan angin bukan sebuah keterpantasan yang di nyanyi kan oleh setiap burung yang hanya paham dengan kesenangan sendiri.
Aku bukan mereka yang tersenyum dengan lantun cacian sang mentari yang duduk di atas kepala dari para sang seniman awam,jika rayuan terus menyiksa siksa lah aku dengan cambukkan ketakutan dari setiap bait kemurkaan bara api birahi pecundang.
Aku tak berharap dosa kenikmatan dari penguasa jelata,tapi senyuman jelata yang setiap titik darah pengorbanan yang kan membawa ku terus sampai ujung kebahagian jelata yang sempurna.

PEDIH

Kau bisa menggores hatiku tanpa pisau.
Kau bisa melukai ku tanpa bergerak.
Harapanmu terlalu abu-abu buat ku.
Seperti siang dikala malam.

Cukuplah kau bersumpah lagi.
Biarkan aku tuli akan suaramu.
Biarkan aku buta akan kehadiranmu.
Rela ku mati agar tak ku rasakan kepedihan yang kau ciptakan.
Rela ku lupa segalanya agar tak ku ingat kesakitan yang kau taburkan.


ILLUMINATI


Illuminati (bentuk plural dari bahasa Latin illuminatus, "tercerahkan") adalah nama yang diberikan kepada beberapa kelompok, baik yang nyata (historis) maupun fiktif. Secara historis, nama ini merujuk pada Illuminati Bavaria, sebuah kelompok rahasia pada Zaman Pencerahan yang didirikan pada tanggal 1 Mei tahun 1776.
Sejak diterbitkannya karya fiksi ilmiah postmodern berjudul The Illuminatus! Trilogy (1975-7) karya Robert Shea dan Robert Anton Wilson, nama Illuminati menjadi banyak digunakan untuk menunjukkan organisasi persekongkolan yang mendalangi dan mengendalikan berbagai peristiwa di dunia melalui pemerintah dan korporasi untuk mendirikan Tatanan Dunia Baru. Dalam konteks ini, Illuminatibiasanya digambarkan sebagai versi modern atau keberlanjutan dari Illuminati Bavaria.
Gerakan ini didirikan pada tanggal 1 Mei 1776 di Ingolstadt (Bavaria Atas) dengan nama Ordo Illuminati, dengan anggota awalnya sebanyak lima orang,[1] dan dipelopori olehAdam Weishaupt (m. 1830) yang Yesuit.[2] Dia adalah profesor hukum kanon di Universitas Ingolstadt.[3] Kelompok ini terdiri dari para pemikir bebas sebagai perwujudanPencerahan dan nampaknya mencontoh Freemason.[4] Anggota Illuminati melakukan sumpah rahasia dan berikrar untuk mengabdi kepada atasan mereka. Anggotanya dibagi menjadi tiga kelas, masing-masing dengan beberapa tingkatan, dan banyak cabang Illuminati menarik anggota dari loji Mason yang sudah ada.
Pada awalnya Weishaupt berencana bahwa kelompok itu akan dinamai "Perfectibilists".[1] Kelompok itu juga disebut Illuminati Bavaria dan ideologinya disebut "Illuminisme". Banyak intelektualis dan politisi progresif terkenal yang menjadi anngotanya, termasuk Ferdinand dari Brunswick dan diplomat Xavier von Zwack, yang menjadi orang kedua di organisasi.[5] Organisasi ini memiliki cabang di banyak negara di Eropa. Dilaporkan bahwa ada sekitar 2.000 anggota dalam kurun waktu 10 tahun.[3] Organisasi ini juga menarik kalangan sastrawan semacam Johann Wolfgang von Goethe dan Johann Gottfried Herder, serta para duke yang berkuasa di Gotha and Weimar.
Pada tahun 1777 Karl Theodor menjadi penguasa Bavaria. Dia adalah seorang pendukung Despotisme Tercerahkan dan pemerintahannya melarang segala bentuk kelompok rahasia termasuk Illuminati. Perpecahan dan kepanikan Internal terjadi di dalam Illuminati sebelum akhirnya kelompok ini mengalami pembubaran, yang dipengaruhi oleh Dekrit Sekular yang dikeluarkan oleh pemerintah Bavaria.[3] Dekrit pada tanggal 2 Maret 1785 tersebut "nampaknya menjadi pukulan mematikan bagi Illuminati di Bavaria." Weishaupt sendiri membawa kabur dokumen dan korespondensi internal Illuminati, namun kemudian berhasil diambil pada tahun 1786 dan 1787, lalu dipublikasikan oleh pemerintah pada tahun 1787.[6] Rumah Von Zwack digeledah untuk mencari lebih banyak dokumen mengenai kelompok tersebut.[5]

[sunting]Illuminati modern

Beberapa kelompok persaudaraan modern mengklaim sebagai "pewaris" Illuminati Bavaria dan telah secara terang-terangan menggunakan nama "Illuminati" dalam pelaksanaan ritus mereka. Beberapa, misalnya banyak kelompok yang menyebut diri mereka sebagai "Ordo Illuminati",[7][8] menggunakan nama itu secara langsung dalam organsiasi mereka, misalnya Ordo Templi Orientis, menggunakan nama "Illuminati" sebagai tingkatan inisiasi dalam organisasi mereka.

[sunting]Teori persekongkolan

[sunting]Barruel dan Robison

Antara tahun 1797 dan 1798 Memoirs Illustrating the History of Jacobinism karya Augustin Barruel dan Proofs of a Conspiracy karya John Robison memengemukakan teori bahwa Illuminati terus bertahan dan melaksanakan persekongkolan internasional yang masih berlangsung. Mereka mengklaim bahwa Illuminati merupakan dalang di balik Revolusi Prancis. Kedua buku itu sangat populer, terus dicetak ulang dan dikutip oleh banyak buku lainnya[9] (misalnya oleh Proofs of the Real Existence, and Dangerous Tendency, Of Illuminism karya Pendeta Seth Payson, diterbitkan pada tahun 1802).[10] beberapa tanggapan terhadap karya tersebut bersifat kritis, contohnya On the Influence Attributed to Philosophers, Free-Masons, and to the Illuminati on the Revolution of France karya Jean-Joseph Mounier.[rujukan?]
Karya-karya Barruel dan Robison juga memberikan pengaruh di Amerika Serikat. Di New England, pendeta Jedidiah Morse dan beberapa lainnya berkhotbah menentang Illuminati. Khotbah mereka dicetak dan berita tentang itu masuk ke surat kabar. Pada dekade awal tahun 1800-an, masalah tersebut mulai tak lagi mendapat banyak perhatian, meskipun mengalami kebangkitan selama Gerakan Anti-Mason pada tahun 1820-an dan 1830-an.[1]

[sunting]Masa modern

Ketertarikan terhadap Iluminati pada masa sekarang berawal dari diterbitkannya The Illuminatus! Trilogy,[11] sebuah karya fiksi ilmiah postmodern yang ceritanya menampilkan Illuminati sebagai penguasa dunia. Para penulis seperti Mark Dice,[12] David IckeTexe Marrs, Ryan Burke, Jüri Lina dan Morgan Gricar berpendapat bahwa Illuminati Bavaria terus bertahan, bahkan mungkin hingga saat ini. Banyak dari teori tersebut mengemukakan bahwa banyak kejadian di dunia dikendalikan dan dimanipulasi oleh kelompok rahasia yang menyebut diri mereka sebagai Illuminati.[13][14] Para penganut teori persekongkolan mengklaim bahwa banyak orang terkenal yang menjadi anggota Illuminati. Presiden Amerika Serikat sering menjadi sasaran yang umum untuk klaim semacam itu.[15][16]
Tokoh penting dalam gerakan teori persekongkolanMyron Fagan, berusaha mencari bukti-bukti bahwa banyak peristiwa bersejarah, mulai dari Pertempuran WaterlooRevolusi Prancis, sampai pembunuhan president John F. Kennedy, semuanya didalangi oleh Illuminati.[17][18]

[sunting]

[sunting]

Illuminati sering digambarkan dalam novel-novel terkenal, seperti Illuminatus! Trilogy oleh Robert Shea dan Robert Anton Wilson; juga Foucault's Pendulum karya Umberto Eco; serta Angels and Demons buatan Dan Brown. Para penulis ini tidak menggunakan sumber-sumber serius yang memberikan informasi historis mengenai Illuminati, dan lebih berdasarkan pada teori konspirasi yang membicarakan mengenai Illuminati, sehingga Illuminati digambarkan sebagai kelompok jahat atau konspirator yang misterius dan kejam atau mereka digambarkan sebagai orang-orang tercerahkan yang berusaha melindungi dunia dari kejahatab. Informasi spekulatif ini seringkali dianggap benar. Pada kenyataannya, baik Galileo Galilei (1564-1642) ataupun Bernini (1598-1680) bukanlah anggota Illuminati, seperti diceritakan dalam novel Dan Brown, dan ceritanya mengenai tradisi seratus tahudruid Kelt, pembunuh gelap, dan Templar, yang berusaha menemukan "umbilicus telluris"

MASA ITU

Indahmu menularkan semangat dalam jiwaku
Katamu meramaikan setiap kesunyian yg melanda sudut hatiku
Tatapanmu bagaikan nur yg menerangi seluruh otakku
Inikah dirimu, yang maha memiliki hati hampaku
Hitam bukanlah aku...
Putih, kelewat indah untuk jiwaku...
Merah jelas aku tak mau...
Inikah engkau yang memberiku Warna...
Menjadikan warna-warnamu sebuah pilihan yang sulit untuk kutau
Kehilangan ini membuatku canggung
Kehilangan ini membuatku menjadi seorang tuna
Dan kehilangan ini pula yang membuatku bertindak bodoh
Menuruti semua Ego terkutukku...
Menjadikanku semakin dan semakin terperosok dalam lembah kelam
Dan dalam kesendirian ini Aku tengah menyesali segala kelakuanku
Kelakuan yang membuat aku
kehilangan dirimu Selamanya...

Oh Tuhan...
Andai saja Waktu dapat aku putar mundur
Aku hanya akan meng-Cut saat itu
Saat aku akan kehilangannya
Kan aku rubah Skenario hidupku
Tapi waktu adalah waktu
Tak mau tau akan Deritaku
Derita yang ku buat sendiri Diatas semua Egoku
Sekarang...
Masa ini...
Aku akan Hidup...
Tak akan kuulang lagi kesalahan itu
Kan kuingat masa itu sebagai jalanku
Jalan menuju sebuah cinta tanpa keEgoisan...

PENCARIAN DALAM TAKDIR

Andai Takdir Tak Berpihak Padaku:
Aku sendiri di sini Yang selalu Mengharap hadir mu
Menanti Kasih sayang yang sempurna kian hari ku mengharapmu
Tuk mendampingi ku yang tak mampu menatap cinta lain Yang tak 
sanggup berdiri seperti dulu
Harus kemana lagi aku berjalan Mencari dirimu yang penuh dengan cinta
Haruskah aku terus berjuang Menelusuri ranjau yang penuh duri?

Aku tak mengharap lebih darimu
Hanya Cintamu yang kuingin
Hanya Kasih sayang mu yang harap
Andai takdir tak berpihak padaku
Berilah aku kesempatan tuk mencarinya
Mencari orang yang bersedia menggantikanmu
Walau berat rasa hati ini tuk menggantimu 

REMBULAN

Semilir angin kian lembab
Lahirkan titik titik embun diujung dedaunan
Jangkrik bersiul merdu
Sayup suara Ku si burung hantu
Suasana malam yang kian pekat nan senyap
Temaniku dalam pilu
Aku tergugu, Gejolak rindu seolah membeku
Rembulan yang tinggal separuh Mengintip dari celah jendela kamarku
Dia pun terlihat agak sendu Meski tetap tersenyum merayu
Seolah dia tahu gundahku...

Oh rembulan tahukah engkau...
Diujung langit mana dia terbang?
Tak satupun nampak jejak juga bayang
Masihkah rindu ini harus ku genggam
Hingga sampai saat itu menjelang
Aku mencintainya sepenuh hati
Amat merinduinya meski telah pergi
Ku hanya ingin bertatap Walau hanya sekejap
Namun itu takkan mungkin terjadi
Tidakkah seharusnya rasa ini telah mati
Dan sirna dari hati ini...
Namun dia tetap bertahta di palung sanubari...